Sekolah Negeri di Kec Ps. Rebo

Sekolah Negeri di Kec Ps. Rebo

ekolah-sekolah yang terdapat di kelurahan ini antara lain:

* SMP Negeri 179
* SMP Negeri 103
* SMP Negeri 102
* SMP Negeri 184
* SMP Negeri 91
* SMP Negeri 203
* SMP Negeri 217
* SMP Negeri 251
* SMU Negeri 39
* SMU Negeri 98
* SMU Negeri 88

Sekolah yang Bikin Betah

Sekolah yang Bikin Betah Seperti Apa?

JAKARTA, KOMPAS.com — Apa sesungguhnya yang membuat anak Anda terlihat betah di sekolah? Pentingkah itu buat Anda sebagai orangtua?
Perkembangan itu membuat dia selalu senang berada di sekolah, di antara guru dan teman-temannya. -Santi Maulizal

Pertanyaan itu sempat menggelitik benak para orangtua siswa yang mendengarnya. Gampang-gampang susah jawabnya, kata mereka. Ada yang bilang, sekolah yang bikin betah itu adalah sekolah yang bisa bikin anak selalu bersemangat ke sekolah. Main, itulah satu alasan penyemangatnya.

Ada juga orangtua yang sok serius, yang mengatakan, jika rapor anaknya bagus berarti anaknya betah sekolah di situ. Itu artinya, si anak rajin belajar, mudah menyerap pelajaran, dan bisa membuktikan hasilnya kepada orangtua. Betulkah?

"Buat saya yang penting dia selalu happy, baik itu ketika mau berangkat dan sepulang sekolah. Faktornya dia bisa begitu karena dua hal, fasilitas dan sistem pembelajarannya," kata Santi Maulizal, (31), kepada Kompas.com di Jakarta, Jumat (5/2/2010).

Ibunda dari Aulia Tanisha Rakhel Maulizal, (7), yang duduk di bangku kelas I SDIT Ar Ridho, Pondok Kelapa, Jakarta Selatan, itu mengaku, awalnya ketika masih menggunakan jemputan sekolah, putrinya seperti tidak terlihat betah. Sekolah seperti dikejar waktu, kata dia. Kemudian setelah diantar sendiri, putrinya mulai berubah, terlihat lebih enjoy berangkat ke sekolah.

"Perkembangannya dari hari ke hari, itu yang terpenting, dan perkembangan itu membuat dia selalu senang berada di sekolah, di antara guru dan teman-temannya," kata dia.

Santi menuturkan, minat anaknya pun terlihat tidak hanya pada akademik, tetapi juga pada hobinya menyanyi dan menari. "Rakhel juga hobi menulis surat, sampai-sampai kepada saya dan suami saya juga dia menulis surat dan saya lihat ini adalah perkembangan yang dia dapatkan dari pembiasaan menulis di sekolahnya," ujarnya.

Penuturan Renitasari (36) lain lagi. Tahun lalu ia mengaku sempat deg-degan setelah akhirnya memutuskan untuk memasukkan putrinya ke sebuah boarding school di kawasan Parung, Bogor. Alasannya, kata Renita, dia ingin anaknya bisa mandiri.

"Takutnya anak saya tidak betah. Itu sempat kepikiran lama juga saat awal-awal dia sekolah. Maklumlah, dia kan harus tinggal di asrama," ucap Renita.

Sampai akhirnya, kata Renita, ia terheran-heran melihat perkembangan anaknya hanya dalam waktu tiga bulan. Selain lebih dewasa dalam berpikir, anaknya juga tampak senang tiap pulang dua minggu sekali untuk bertemu dengannya.

"Mungkin karena ia memang sudah cocok sekali dengan sistem sekolahnya di situ. Kemandiriannya tampak terbentuk, rasa tanggung jawabnya pun terlihat ketika dia pulang ke rumah," ujarnya.

Renita mengakui, betah atau tidaknya si anak sekolah adalah indikasi keberhasilan orangtua dan sekolah memberikan pendidikan bagi anak-anaknya. Hanya saja, pola asuh anak-anak, baik di rumah maupun di sekolah, harus sama.

"Kalau tidak, anak tidak akan betah berlama-lama di sekolah, apalagi berada di rumah. Itu artinya pendidikan yang didapatkannya tidak seimbang. Maka, kalau saya lihat, konsep sekolah itu tidak hanya harus belajar, tetapi juga bermain dan berinteraksi," tambahnya.

Perbedaan Otak

Perbedaan Otak Anak Laki-laki dan Perempuan, Apa Pengaruhnya?

JAKARTA, KOMPAS.com — Michael Gurian dalam bukunya yang berjudul Boys and Girls Learn Differently!: A Guide for Teachers and Parents menjelaskan bahwa ternyata otak laki-laki dan perempuan memang berbeda sehingga memengaruhi pola belajar dan kerja otak mereka sejak masa kanak-kanak.

Berdasarkan penelitiannya dengan melihat hasil dari positron emission tomography (PET) dan magnetic resonance imaging (MRI) yang mengurai struktur otak dengan sangat detail, Gurian menyatakan bahwa otak keduanya memiliki sistem belajar yang berbeda satu sama lain.

"Perbedaan itu berlaku di seluruh dunia kendati ras dan budaya berbeda. Pengaruh kultur pun tak cukup kuat mengalahkan struktur alami otak," ujar Gurian seperti dikatakan dalam situsnya, gurianinstitute.com.

Gurian mengatakan bahwa fakta itu yang membuat dia semakin yakin telah menemukan komponen yang hilang selama ini. Komponen yang membuat dia dan sebagian guru diliputi pertanyaan tentang perbedaan tersebut.

"Ini menyadarkan kita semua bahwa struktur otak yang berbeda sangat berperan besar pada pola belajar dan kerja otak mereka, meskipun sebetulnya perbedaan itu tidak berlaku secata mutlak pada semua kasus," tambahnya.

Kantin Kejujuran di Sekolah

Ternyata Kantin Kejujuran di Sekolah Berjalan Baik
Senin, 15 Februari 2010 | 17:05 WIB
KOMPAS.COM/Golda Naya



JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk mencetak generasi yang menjunjung tinggi kejujuran dan mencegah perilaku tindak korupsi sejak dini, program kantin kejujuran diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia.

Di DKI Jakarta, hingga saat ini telah berdiri 70 kantin kejujuran di tingkat sekolah menengah atas (SMA) dan 40 kantin kejujuran ditingkat sekolah menengah pertama (SMP). Dari jumlah tersebut, sekitar 80 persen kantin kejujuran telah berjalan dengan baik.

“Delapan puluh persen kantin kejujuran yang ada di Jakarta berjalan sesuai harapan. Kejujuran mulai tertanam pada masing-masing siswa, semoga hal ini dapat mencetak generasi unggul di masa yang akan datang,” ujar Widiyoko, Kepala Bidang Penyuluhan dan Penerangan Hukum, Kejaksaan Agung saat memantau kantin kejujuran di SMP Negeri 111 dan SMA Negeri 78 Jakarta Barat, Senin (15/2/2010).

Widiyoko mengatakan, secara umum program kantin kejujuran memang telah berjalan baik dan diharapkan dapat menghilangkan budaya korupsi di Indonesia. Meski begitu, dirinya mengakui, masih banyak kendala-kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan program kantin kejujuran. Salah satu kendala adalah, masalah permodalan, karena menurutnya, ada beberapa sekolah yang tidak memiliki pendanaan yang kuat untuk menjalankan program kantin kejujuran.

“Sampai saat ini telah diresmikan sekitar 10.000 kantin kejujuran di seluruh Indonesia. Namun, yang berjalan baik tercatat hanya mencapai 675 sekolah,” kata Widiyoko.

Kepala SMP Negeri 111 Jakarta Barat, Kurniadi mengatakan, sejak peluncuran kantin kejujuran di sekolahnya, hal tersebut sangat membantu pihak sekolah dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran kepada para siswa.

“Jelas, dengan kantin kejujuran, nilai-nilai kejujuran siswa terlatih. Dengan begitu, diharapkan kejujuran akan terus dimiliki oleh para siswa kedepannya,” harapnya.

Hal senada dikemukakan Kepala SMA Negeri 78 Jakarta Barar, Wanter. Dia menuturkan, dengan adanya kantin kejujuran diharapkan para siswa nantinya akan terus dapat mepraktekan nilai-nilai kejujuran dalam kehidupan sehari-hari.

“Sejauh ini berjalan baik, bahkan kantin kejujuran di sini telah memiliki kuntungan 50 persen dalam setiap bulannya,” ucapnya.

Kepala Bidang SMP dan SMA Dinas Pendidikan (Disdik) DKI, Amsani Idris mengatakan, untuk memajukan kantin kejujuran yang digalakkan Kejaksaan Agung, perlu dilakukan evaluasi dan pembinaan secara periodik.

Saat ini, kata Amsani, Disdik tengah berkoordinasi dengan pihak Kejaksaan Agung untuk memantau kegiatan kantin kejujuran di sekolah-sekolah yang ada di DKI.

“Teknisnya tetap sekolah yang menjalankan. Secara berkala, sekolah tersebut juga harus melaporkan secara tertulis perkembangan kantin kejujuran kepada kami,” ujarnya.

Anak yang Kelebihan Berat Badan

Anak yang Dirawat Nenek Berisiko Kelebihan Berat Badan

Vera Farah Bararah - detikHealth




Anak yang Dirawat Nenek Berisiko Kelebihan Berat Badan

Vera Farah Bararah - detikHealth


London, Bukan rahasia lagi kalau kakek-nenek sangat memanjakan cucunya. Apa pun keinginan si cucu seperti makanan dan bermalas-malasan pantang rasanya untuk ditolak. Tapi perilaku kakek dan nenek itu bisa menimbulkan risiko kelebihan berat badan si anak.

Studi di Inggris menunjukkan anak yang dirawat secara penuh oleh kakek neneknya memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami kelebihan berat badan.

International Journal of Obesity melaporkan anak-anak usia 3 tahun yang dirawat secara penuh oleh kakek neneknya memiliki risiko 34 persen lebih tinggi mengalami kelebihan berat badan dibandingkan anak-anak yang dijaga oleh pengasuh atau orangtuanya.

Studi ini melibatkan 12.000 anak yang menggunakan data dari Millenium Cohort Study dengan memperhatikan kesehatan anak-anak yang berusia 9 bulan hingga 3 tahun dan lahir di Inggris pada tahun 2000-2001.

Hasil penelitian menunjukkan anak-anak yang dirawat paruh waktu dengan kakek neneknya memiliki risiko kelebihan berat badan 15 persen lebih tinggi, sedangkan jika dirawat penuh waktu sebesar 34 persen lebih tinggi. Studi ini dilakukan oleh peneliti dari University College London.

Hal ini biasanya disebabkan kakek-nenek yang lebih memanjakan cucunya, seperti memberikan makanan sebagai hadiah atau kurangnya si anak mendapatkan aktifitas fisik. Hal lain yang dipertimbangkan adalah latar belakang sosial-ekonomi, pekerjaan dan gelar ibunya serta apakah orangtuanya masih tinggal bersama.

"Menitipkan anak-anaknya untuk dijaga oleh kakek-nenek memang alternatif terbaik bagi orangtua yang bekerja. Tapi sikap anak yang terlalu penurut, kakek dan nenek yang terlalu memanjakan serta kurangnya aktifitas fisik menjadi penyebab anak-anak mengalami kelebihan berat badan," ujar ketua studi Professor Catherine Law, seperti dikutip dari BBCNews, Senin (15/2/2010).

Prof Law menambahkan beberapa hal mungkin bisa membantu mencegahnya seperti menghindari pemberian makanan sebagai hadiah, melakukan berbagai aktifitas fisik yang menyenangkan dengan cucunya di halaman rumah serta tidak terlalu memanjakan dan menuruti semua kemauan cucu.

Kelebihan berat badan adalah salah satu masalah yang kompleks karena berkaitan dengan berbagai faktor, diperkirakan setiap tahun jumlah anak yang mengalami kelebihan berat badan diberbagai negara mengalami peningkatan.

(ver/ir)

Turnamen Bulutangkis Antar Sekolah

Pebulutangkis nasional Taufik Hidayat menghadiri jumpa pers Milo School Competition 2010 di Jakarta, Rabu (10/2). Turnamen bulutangkis antar sekolah ini diikuti 2.200 peserta.


















Turnamen bulutangkias antar sekolah yang diadakan Nestle ini diikuti 2.200 peserta dan akan berlangsung hingga 28-30 April. arief parwoto.

Source:detikfoto
TATA TERTIB PESERTA UJIAN SEKOLAH

TATA TERTIB PESERTA UJIAN SEKOLAH

TATA TERTIB PESERTA UJIAN SEKOLAH
SMP NEGERI 203 JAKARTA
TAHUN PELAJARAN : 2008-2009

1. Peserta Ujian memasuki ruangan Ujian setelah tanda masuk dibunyikan, yakni 15 (lema belas) menit sebelum Ujian dimulai.
2. Peserta Ujian yang terlambat hadir hanya diperkenankan mengikuti Ujian setelah mendapat izin dari ketua penyelenggara Ujian Tingkat Sekolah, tanpa diberi perpanjangan waktu.
3. Peserta Ujian dilarang membawa alat komunikasi elektronik, kalkulator, tas, buku dan catatan dalam bentuk apapun ke dalam ruang Ujian.
4. Peserta Ujian membawa alat tulis –menulis berupa pensil 2B, penghapus, penggaris, dan bolpoin berwarna hitam/biru dan kartu tanda peserta Ujian.
5. Peserta Ujian mengisi Daftar Hadir sebelum UN dimulai.
6. Peserta Ujian mulai mengerjakan soal setelah tanda waktu mulai Ujian dibunyikan.
7. Peserta Ujian mengisi identitas pada lembar Jawaban Ujian secara lengkap dan benar serta mencantumkan nomor kode soal Ujian yang dikerjakannya.
8. Peserta Ujian yang memmerlukan penjelasan cara pengisian identitas pada lembar jawaban Ujian dapat bertanya kepada Pengawas Ruang Ujian dengan cara mengacungkan tangan terlebih dahulu.
9. Selama Ujian berlangsung Peserta Ujian hanya dapat meninggalkan ruangan dengan izin dan Pengawasan dari Pengawas Ruang Ujian, dan tidak melakukannya berulang kali.
10. Peserta Ujian yang memperoleh Naskah Soal yang cacat atau rusak wajib memberitahukan kepada pengawas ruang Ujian. Sambil menunggu penggantian Naskah Soal pengganti peserta Ujian tetap mengerjakan soal yang diterima sebelumnya.
11. Peserta Ujian yang meninggalkan ruangan setelah membaca soal dan tidak kembali lagi sampai tanda selesai dibunyikan, dinyatakan telah selesai menempuh/mengikuti Ujian pada mata pelajaran yang terkait.
12. Peserta Ujian yang telah selesai mengerjakan soal sebelum waktu Ujian berakhir tidak diperbolehkan meninggalkan ruangan.
13. Peserta Ujian berhenti mengerjakan soal setelah tanda berakhirnya waktu Ujian berbunyi.
14. Selama Ujian berlangsung, peserta Ujian dilarang :
a. menanyakan jawaban soal kepada siapapun;
b. bekerja sama dengan peserta lain;
c. memeberi atau menerima bantuan dalam menjawab soal;
d. memeperlihatkan pekerjaan sendiri kepada peserta lain atau melihat pekerjaan peserta lain;
e. membawa naskah soal Ujian dan Lembar Jawaban Ujian keluar dari ruang Ujian; dan
f. menggantikan atau digantikan oleh orang lain
15. Setelah tanda batas waktu dibunyikan dan pengawas telah selesai mengumpulkan serta menghitung bahwa jumlah Lembar Jawaban Ujian sama dengan jumlah peserta Ujian, semua peserta Ujian dapat meninggalkan ruangan dengan tertib dan tenang.


Jakarta, 7 Mei 2009
Kepala Sekolah



Bambang DP, S.Pd
NIP : 1306783525
CERPEN SISWA

CERPEN SISWA

FLIP-FLOP
“Ah.. Akhirnya sampai juga di Bandung,” ucapku sambil menghirup udara yang terasa sangat sejuk. Seketika itu pula Kakek dan Nenek menyambut kedatangan keluargaku. Nenek memeluk dan mencium kedua pipiku, begitu juga dengan Kakek. Aku sangat merindukan mereka meskipun hanya satu tahun kami tidak berjumpa. Selain merindukan mereka, ada seorang lagi yang sangat ku rindukan. Seseorang yang ku kenal setahun yang lalu saat aku berlibur disini. Ia tinggal tepat didepan rumah Kakek. Namanya Diaz.
Aku heran mengapa Diaz tidak mengunjungiku dirumah Kakek, padahal seharusnya dia tau jika aku sedang berlibur disini. Sudah seharian aku menunggunya, dan sekarang sudah malam. Dalam hatikubertanya, “kenapa Diaz tidak menemui aku? Apa dia sudah melupakanku?” Sudah satu setengah jam aku duduk di bangku teras rumah Kakek sambil memandang kearah rumah Diaz. Tapi tidak ada satu orang pun yang keluar dari rumah itu. Aku mulai jenuh, aku memutuskan masuk kedalam kamar.
Sambil berbaring diatas tempat tidur, aku teringat harapanku setahun yang lalu. Sebuah harapan yang kuucapkan dalam hati bersama Diaz, harapan itu adalah sebuah “flip-flop”, harapan yang diucapkan dalam hati ketika dua orang secara tidak sengaja mengatakan suatu hal bersamaan. Flip-flop dilakukan dengan cara saling mengikatkan jari dua kelingking, setelah itu memejamkan mata kemudian mengucapkan permintaan dalam hati dan kembali membuka mata. Saat hitungan ketiga, ucapkan satu kata antara flip dan flop secara bersamaan kembali. Jika keduanya mengatakan kata yang berbeda, misalnya flip dengan flop, maka niscaya keinginan itu akan terwujud. Namun jika keduanya mengatakan kata yang berbeda, misalnya flip dengan flip, atau flop dengan flop, maka niscaya harapan itu tidak akan terwujud.
Aku sendir tidak tau harus percaya dengan flip-flop atau tidak. Saat itu yang ku harapkan adalah bisa bertemu dan lebih dakat lagi dengan Diaz. Tapia pa mungkin flip-flop itu benar-benar terjadi? Aku akan cari tau jawabannya besok pagi. Aku pun segera terlelap.
“Bagaimana tidur kamu semalam, Mytha? Nyenyak?” Tanya Kakek kepadaku saat aku baru saja duduk di kursi meja makan untuk sarapan.
“Nyenyak, Kek,” jawabku kepada Kakek.
Setelah semua anggota keluarga terkumpul, kami memulai sarapan. Suasana terasa sangat akrab, ada Kakek, Nenek, Papa, Mama, Kak Rava, dan aku. Semuanya tersenyum, sebuah kebersamaan yang pasti akan sangat ku rindukan.
Selesai sarapan dan membantu membereskan meja makan, aku segara pergi menuju rumah Diaz.
“Tok,tok,tok.. Assalamu’alaikum,” sapaku sambil mengetuk pintu rumah Diaz. Tak lama kemudian ada yang menjawab salamku dan membukakan pintu dari dalam. Saat pintu terbuka, aku ingat, dia adalah Teh Yuyun, pembantu dirumah Diaz.
“Maaf, cari siapa nya?” tanya Teh Yuyun kepadaku dengan logat sundanya yang masis kental.
“Diaznya ada?” tanyaku.
“Oh.. Keluarga Aden Diaz teh sudah tidak tinggal disini lagi, sudah pindah ke Jakarta,” jawab Teh Yuyun.
“Pindah ke Jakarta? Kapan?” tanyaku dengan terkejut.
“Seminggu yang lalu, nantinya teh rumah ini akan ditempati Pak Danu, saudara ayahnya Aden Diaz,” jelas Teh Yuyun.
Aku sangat terpukul mendengar berita kepindahan Diaz. Flip-flop itu tak terjadi, padahal saat kami mengucapkan harapan, kami mengatakan flip-flop. Aku mengurung diri di kamar, aku kembali teringat pada Diaz, semua tentang Diaz. Setelah beberapa lama, Kak Rava memesuki kamarku.
“Kamu kenapa sih, Tha? Kakak perhatikan sejak tadi pagi kamu mengurung diri di kamar. Kamu nggak senang liburan disisni,” Tanya Kak Rava.
“Aku senang kok liburan disini. Aku cuma nggak lagi semangat aja,” jelasku pada Kakak.
“Emmh.. Gimana kalau kita keliling kampung naik sepeda onthel milik Kakek? Pasti seru deh, nanti kamu Kakak goncengin,” Kak Rava berusaha menghiburku.
“Tapi, Kak…,” belum sempat aku meyudahi perkataanku, Kak Rava memotongnya.
“Ayolah, Tha! Selagi kita liburan itu kita harus refreshing!”
“Ya sudah deh,” dengan berat aku mengiyakan ajakan Kak Rava.
Aku dan Kak Rava menaiki sepeda onthel milik Kakek, kami berkeliling kampung dan sesekali berhenti untuk menikmati pemendangan indah. Suasana disini memeng sangat nyaman, pemandangannya masih hijau dan juga tidak terlalu banyak kendaraan bermotor. Kak Rava memeng kakak yang baik, aku beruntung memiliki kakak seperti dirinya. Secara tidak langsung, sedikit banyak Kak Rava telah membantuku melupakan sejenak tentang Diaz.
Tanpa terasa sudah satu minggu aku berlibur disini, saatnya keluargaku kembali ke Jakarta. Lusa, adalah hari pertamaku menduduki bangku kelas IX. Sebelum memasuki mobil, aku kembali memandang kearah rumah Diaz. Aku masih teringat tentang Diaz, aku tidak bisa melupakannya.
Dalam perjalanan pulang, aku kembali teringat perkataan Teh Yuyun. Dia mengatakan bahwa Diaz pindah ke Jakarta. Tiba-tiba aku memiliki secercah harapan untuk bertemu dengan Diaz disana. Bagiamana tidak? Aku baru sadar, sekarang kami tinggal di kota yang sama. Flip-flop itu mungkain akan terwujud.
Akhirnya aku sampai di rumah dengan selamat, sungguh perjalanan yang melelahkan. Setelah menurunkan barang-barang, aku langsung menuju kamar untuk tidur. Besok, aku berjanji akan dating ke rumah Dyah untuk sekedar berkumpul bersama. Disana juga akan ada Ayu, Tyas, dan Luna, teman-taman yang sangat ku rindukan.
Tepat pukul delapan pagi, aku berangkat menuju rumah Dyah. Sampai disana, ternyata sudah ada Ayu dan Tyas, tinggal Luna yang belum datang.
“ Dyah, Luna kok belum datang sih?” tanyaku pada Dyah.
“Nggak tau, tadi sih ditelpon katanya dia masih di jalan. Nah, itu dia orangnya,” jawab Dyah sebelum Luna masuk dan tiba-tiba menabrakku.
‘Maaf ya, semuanya. Tadi macet,” kata Luna menjelaskan.
“Ya sudah lah, sepele,” jawab Ayu.
Setelah berkumpul, kami saling bercerita tentang liburan masing-masing. Giliran pertama adalah Dyah, dilanjutkan dengan Tyas, Ayu, Luna, dan sekarang tiba giliranku. Aku bercerita panjang lebar tentang liburanku, termasuk tentang Diaz. Semuanya lengkap ku ceritakan, mulai dari pertemuanku dengan Diaz, pengalamanku dengannya, juga tentang flip-flop. Aku menjelaskan bagaimana cara melakukan flip-flop. Mereka mengerti bahwa aku sangat mempercayai flip-flop, dan aku masih menanti terwujudnya flip-flop tersebut.
Jam empat sore aku pulang dari rumah Dyah. Besok adalah hari pertama masuk sekolah, dan aku harus menyiapkan segala sesuatu yang ku butuhkan.
“Pagi, Tha…,” sapa Luna kepadaku saat aku baru saja memasuki gerbang sekolah.
“Pagi…,” balasku.
“Tha, tadi gue lewat ruang kepala sekolah, gue lihat ada cowok cakep banget, pindahan dari Bandung,” Luna mulai menggosip.
Dari Bandung? Apa mungkin dai Diaz? Aku langsung berlari menuju ruang Kepala Sekolah, berharap bahwa murid baru itu adalah Diaz. Tapi bel sekolah tidak bersahabat, bel sudah berbunyi sebelum aku mengetahui siapa murid baru itu.
Dalam kelas, aku terus melamun. Lamunanku terpecah saat Pak Baldy memesuki ruang kelas dan memberi salam. Aku senang Pak Baldy menjadi wali kelasku, dia guru yang baik.
Dibelakang Pak Baldy, mengikuti seorang laki-laki. Aku mengenalnya, dia Diaz. Flip-flop itu terwujud.
“Silahkan kamu memperkenalkan diri,” Pak Baldy mempersilahkan Diaz memperkenalkan diri.
“Terima kasih, Pak. Selamat pagi, nama saya Brillian Diaz, saya pindahan dari Bandung,” Diaz memperkenalkan diri.
Setelah memperkenalkan diri, Pak Baldy mempersilahkan Diaz untuk duduk dibelakang bangkuku.
Pelajaran berlalu dengan tegang, aku salah tingkah dihadapan Diaz. Pada waktu istirahat tadi, aku banyak mengobrol dengannya. Aku bertukar nomor telpon, alamat, dan juga pengalaman-pengalaman menarik. Pulang sekolah nanti, Diaz, Ayu, Tyas, Luna, dan Rendy akan mengunjungi rumahku.
Di rumahku, kami membahas soal-soal Matematika yang tadi diberikan Pak Baldy. Aku begitu dekat dengan Diaz, begitu pun Diaz dengan yang lainnya, tidak sulit baginya untuk berbaur dengan teman yang lain.
Waktu demi waktu telah ku lewati bersama Diaz. Tak terasa sudah empat bulan Diaz berada disini. Minggu depan akan diadakan Ujian Tengah Semester (UTS). Aku mengisi hari-hariku dengan belajar bersama Diaz.
“Kamu…,” ucapku bersamaan dengan Diaz.
“Kita flip-flop yuk, Diaz!” ajakku terhadap Diaz.
“Kamu percaya flip-flop? Ya ampun, Tha, itu kan Cuma buat lucu-lucuan aja,” jelas Diaz.
“Tapi kan nggak ada salahnya dicoba,”
Akhirnya aku dan Diaz melakukan flip-flop. Aku tidak tau apa yang daharapkan Diaz, yang jelas aku berharap mendapat nilai bagus dalam ulangan.
“Flop…,” aku mengatakan kata yang sama dengan Diaz. Artinya flip-flop itu tidak akan berhasil.
“Aku akan dapat nilai jelek…,” ucapku histeris.
“Kamu kenapa sih?” Tanya Diaz.
“Flip-flop kita gagal, Diaz. Aku nggak akan dapat nilai bagus,” jelasku.
“Kamu itu masih punya Tuhan, Tuhan yang akan membantu kamu. Kamu cuma harus berusaha, percaya, dan berdoa pada Tuhan!’ jelas Diaz.
Diaz benar, aku harus berusaha, percaya, dan berdoa pada Tuhan. Lima hari lagi UTS.
Disisa waktuku, aku terus belajar, aku berdoa sampai akhirnya UTS dimulai. Aku mengerjakannya dengan sangat hati-hati. Aku yakin, aku pasti bisa.
Hari ini pembagian rapor bayangan.
“Selamat ya, Bu. Mytha mendapat nilai tertinggi dari seluruh murid kelas IX,” ucap Pak Baldy kepada Mamaku.
Sekarang aku percaya, Tuhan akan memberi segalanya yang aku butuhkan jika aku percaya pada-Nya. Dan mitos itu, tidak terbukti kebenarannya.
Mantan Kepala Sekolah

Mantan Kepala Sekolah

P. SIMATUPANG BBA
KEPALA SEKOLAH. I, PERIODE 1981 - 1985

Hj. MARTINA BA
KEPALA SEKOLAH. III, PERIODE 1990 - 1994

Drs. M. SINAGA Bc.Hk
KEPALA SEKOLAH. II, PERIODE 1985 - 1990

E.B. NAINGGOLAN BA
KEPALA SEKOLAH. IV, PERIODE 1995 - 200

NANI NURSYAENI S, S.Pd
KEPALA SEKOLAH. V, PERIODE 2000 - 2004

SUDJADI S.Pd
KEPALA SEKOLAH. VI, PERIODE 2004 - 2008
DATA SMP

DATA SMP

DATA SMP WILAYAH KOTA ADMINISTARASI
JAKARTA TIMUR


1. NAMA SEKOLAH : SMP NEGERI 203 JAKARTA
2. IJIN PENDIRIAN
NSS : 201 016 404 108
NIS : 200080
3. AKREDITASI
TAHUN : 2009
NILAI : A
4. NAMA KEPALA SEKOLAH : Drs. R. Triyono Bhakti
5. NO. TELEPON SEKOLAH : 021-8707228
6. NO. HP KEPSEK :
7. ALAMAT LENGKAP SEKOLAH : JL. KALISARI RT.06/02
KELURAHAN KALISARI
8. KECAMATAN : PASAR REBO
9. JLH ROMBEL JUMLAH SISWA
KELAS VII = 5 KELAS VII = 195
KELAS VIII = 5 KELAS VIII = 195
KELAS IX = 5 KELAS IX = 194
JLH = 15 JLH = 584


JAKARTA, 11 JANUARI 2010
KEPALA SEKOLAH


BAMBANG DP, S.Pd
NIP : 130678352
PERINGKAT KELAS SEMESTER GANJIL

PERINGKAT KELAS SEMESTER GANJIL

1 6524 Tian Rahayu Ningsih
2 6513 Kalista Nawang Sari
3 6531 Yolanda Chrisna Leyn
4 6529 Yeremia Twomay F.
5 6509 Hendro Nurul Jamsl
6 6379 Afnisa Siti Nurjannah
7 6442 Nur Halifah
8 6403 Rio Irzan Alviardi
9 6428 Eko Luki Prasetya
10 6361 Meivita Esther Chriswahyuningtyas
11 6391 Ganis Puspita Hutami
12 6401 Nurul Komariyah
13 6339 Agatha Gilar Rahmadita Dinanti
14 6499 Afrilia Fransisca
15 6476 Muhammad Ruli Ibrahim
16 6514 Mahesa Agni
17 6528 Tri Yulianti
18 6517 Nico Adilistiyo
19 6487 Rizki Ismail
20 6532 Zhila Bella Septiani
21 6431 Gita Indah Hapsari
22 6374 Sintya Oktaviani
23 6493 Zelina Tia Pratiwi
24 6446 Ryandika Nur Maulana
25 6372 Samuel Irinear
26 6367 Reditya Rahmadany
27 6356 Indra Kurniawan
28 6429 Fahmi Ardiyansyah
29 6507 Felix
30 6407 Suci Nanda Prima Putra
31 6503 Deni Dwi Nurdjianto
32 6368 Reza Cythia
33 6427 Dimas Agung Prasetiyo
34 6369 Richard Kristopel Manosor
35 6450 Tias Prastiwi
36 6457 Aji Wijanarko
37 6748 Bambang Prasetya Eka Sakti
38 6495 Abidzan Hermawan
39 6447 Septian Saputra

BSE (Buku Sekolah Elektronik)





BSE (Buku Sekolah Elektronik) merupakan portal web pendidikan yang mengerti benar tentang kebutuhan penggunaan buku sebagai salah satu media penyokong mencari ilmu. Dalam rangka menyediakan buku yang memenuhi standar nasional pendidikan, bermutu dan murah, departemen pendidikan nasional telah membeli hak cipta buku pelajaran dari penulis/penerbit. Selanjutnya buku-buku tersebut disajikan dalam bentuk buku elektronik (e-book) dengan nama Buku Sekolah Elektronik.


Masukkan Code ini K1-82A3BA-E
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com
Pelaksanaan Ujian Nasional

Pelaksanaan Ujian Nasional

Pelaksanaan Ujian Nasional

Ujian Nasional (UN) merupakan istilah bagi penilaian kompetensi peserta didik secara nasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Biasanya istilah ini digunakan bagi jenjang SMP dan SMA sederajat, sedangkan bagi peserta didik dalam jenjang SD sederajat digunakan istilah Ujian Akhir sekolah Berstandar Nasional (UASBN). Hal ini merupakan amanat dari dari peraturan pemerintah no.19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan dan Undang-undang no.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Mata pelajaran yang diujikan dalam ujian tingkat SD dan SMP meliputi Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA, sementara UN di tingkat SMA mengujikan 6 mata pelajaran termasuk 3 mata pelajaran permintaan sesuai jurusan yang diikutinya. Pelaksanaan ini mengacu PP nomor 19 tahun 2009 pasal 66 ayat 1 tentang pengelompokan mata pelajaran dalam ujian nasional. Lembaga penyelnggara UN dan UASBN ini adalah lembaga standarisasi independen yaitu Badan Standar Nasional Pendidikan yang bekerjasama dengan pemerintah, perguruan tinggi negeri dan pemerintah daerah. Khusus pelaksanaan UASBN kerjasama termasuk pada presentase pembuatan soal ujian. 25 % soal ditetapkan oleh BSNP Pusat dan sisanya dibuat oleh penyelenggara UASBN tingkat propinsi. Selain sebagai dasar pertimbangan kelulusan siswa, UN juga menjadi evaluasi berstandar nasional sebagai bahan evaluasi pengajaran. Hasil UAN dan UASBN ini akan menjadi salah satu dasar seleksi untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Sehingga masing-masing siswa harus berusaha mendapatkan hasil yang maksimal guna mendukung kelanjutan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.


Masukkan Code ini K1-82A3BA-E
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com
Solusi PAKEM dengan Alat Peraga Murah

Solusi PAKEM dengan Alat Peraga Murah

Solusi PAKEM dengan Alat Peraga Murah

Sebagai tenaga pengajar, seorang guru harus mengikuti perkembangan materi, metode dan media pembelajaran. Disisi lain, sebagai tenaga pendidik, guru dituntut untuk selalu mengaktualisasikan dirinya dan menciptakan suasana belajar yang senantiasa menarik minat siswanya. Guru-guru dalam binaan DBE 2 yang tergabung dalam Pusat Sumber Belajar Gugus atau PSBG menerapkan metode belajar aktif melalui alat peraga murah buatan sendiri. Melalui Alat Peraga Murah ini, Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) dapat tercapai sehingga kualitas guru akan meningkat, karena guru dituntut senantiasa kreatif dan tentu saja mampu meningkatkan kreatifitas siswa di sekolah. Dikatakan oleh Baedhowi, Alat Peraga Murah ini akan menjadi salah satu upaya pemberdayaan dana BOS bagi sekolah-sekolah yang mendapatkannya.


Masukkan Code ini K1-82A3BA-E
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com
Penguasaan Materi Guru Kurang

Penguasaan Materi Guru Kurang

Penguasaan Materi Guru Kurang

Ketidaklayakan menjadi guru profesional pada banyak pendidik saat ini bukan hanya karena kualifikasi pendidikan yang umumnya belum sarjana. Kondisi guru saat ini masih banyak yang kurang menguasai materi bidang yang diajarnya serta kemampuan mengajar yang lemah.

Berdasarkan pengujian yang pernah dilakukan Departemen Pendidikan Nasional tahun 2004 guna mengetahui tingkat kelayakan dan kompetensi guru, penguasaan materi guru di tingkat pendidikan dasar dan menengah maupun untuk bidang studi sangat rendah. Kemampuan guru untuk menjawab soal-soal penguasaan materi secara umum maupun sesuai bidang studi rata-rata di bawah 50 persen.

Hasil tes umum untuk guru TK/SD rata-rata 34,26, sedangkan tes serupa untuk guru lainnya rata-rata 40,15. Nilai untuk penguasaan materi Matematika dan Sains sangat rendah rata-rata berkisar 13,24 hingga 22,33.

Ketua Umum Klub Guru Indonesia, Satria Dharma di Jakarta, Senin (26/10), mengatakan persoalan yang dihadapi guru cukup kompleks. Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang memproduksi guru belum memiliki kualitas yang memuaskan untuk menghasilkan guru yang dibutuhkan masyarakat. "Kondisi itu diperparah dengan tidak adanya pelatihan dan pendidikan untuk meng-update pengetahuan para guru secara keilmuan maupun metode pembelajaran dari sekolah dan pemerintah. Apalagi di lapangan, banyak guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya," kata Satria.

Menurut Satria, para guru banyak yang terjebak pada metode pembelajaran konvensional. Padahal, kemajuan teknologi seperti internet bisa jadi sumber belajar yang menolong guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. "Kita mesti dorong guru-guru untuk bisa memacu dirinya untuk maju. Jika selalu mengharapkan pemerintah memang sulit. Sebab, pemerintah sendiri sering bersikap top-down dalam pendidikan guru, yang akhirnya tidak sesuai dengan kebutuhan guru yang sebenarnya," ujar Satria.

Rochmat Wahab, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, mengatakan ketidaksesuaian keilmuan guru dengan bidang yang mesti diajarnya menyebabkan banyak kompetensi profesional guru dipertanyakan. Kenyataan itu banyak terjadi pada guru di berbagai sekolah dan daerah.

"Untuk guru-guru yang mismatch itu, bisa saja difokuskan lagi penguasaan materi untuk bidang yang diajarnya. Bisa saja LPTK membantu dengan membuat program paket yang dibutuhkan guru itu, sesuai kondisinya saat ini," kata Rochmat.

Sumber: www.kompas.co.id
Anak Berbakat yang Sulit Belajar, Kenali Ciri-cirinya!

Anak Berbakat yang Sulit Belajar, Kenali Ciri-cirinya!

Anak Berbakat yang Sulit Belajar, Kenali Ciri-cirinya!

Sulit dipercaya, bahwa anak berbakat yang memiliki kemampuan otak berbakat (gifted brain) juga bisa menunjukkan ketidakmampuan (disability). Bagaimana ciri-cirinya?

Menurut Guru Besar Luar Biasa Program Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Conny R Setiawan, hal itu memang sulit dipercaya kendati sebetulnya banyak terjadi.

Dalam buku yang ditulisnya berjudul 'Kreatifitas Keberbakatan: Mengapa, Apa, dan Bagaimana?', Conny mengatakan, hal tersebut sebenarnya memberikan indikasi, bahwa kekuatan dan kelemahan seseorang (anak) terletak dalam bidang yang berbeda dan membuat mereka disebut pembelajar paradoks (paradoxical learner).

Conny menuturkan, terdapat kesenjangan dalam berbagai kinerja sekolah yang dapat diamati secara nyata, sehingga anak-anak tersebut dapat dikenal sebagai siswa yang memiliki kemampuan dua kali lebih luar biasa (twice exceptional student). Mereka adalah siswa berbakat yang juga memiliki a learning disability.

Para siswa tersebut, kata Conny, memiliki kemampuan tinggi pada bidang tertentu, namun sekaligus juga memiliki kelemahan dalam bidang lain yang berbeda. Conny mengelompokkan siswa ini dalam tiga kelompok, yaitu:

1. Anak Berbakat sekaligus Learning Disabled.

Kelompok ini adalah kelompok para siswa berbakat yang memperlihatkan kesulitan belajar dalam bidang tertentu. Mereka merasa kurang memiliki harga diri dan sering disebut underachiever, karena sering tidak dikenal sebagai anak berbakat dan rendah motivasi belajarnya. Biasanya, kelompok ini ditempatkan di kelas yang memiliki kesulitan belajar, karena mereka sering juga menunjukkan sifat yang malas.

2. Tidak Pernah Teridentifikasi sebagai Anak Berbakat

Disebut tidak teridentifikasi, karena antara kemampuan dan ketidakmampuannya sama-sama saling menutupi, sehingga potensi sesungguhnya tidak pernah terwujud. Kelompok ini kerap dianggap berprestasi rata-rata dan merupakan kelompok terbesar di antara kelompok lainnya.

3. Anak Berbakat yang Kemampuannya Benar-benar Tidak Teridentifikasi

Kelompok ini betul-betul sulit dikenali dengan baik kinerja intelektualnya. Sebaliknya, mereka pun kerap tidak terlayani kebutuhannya sebagai anak berbakat.



Instrumen Khusus
Menurut Conny, ciri utama ketiga sub kelompok ini adalah masalah sosial dan emosional yang sifat antara satu dan lainya tidak saling berkaitan. Bahkan ditemukan, bahwa dua sampai sepuluh persen anak berbakat cenderung memiliki kesulitan belajar.

"Diperlukan suatu instrumen khusus bagi kelompok ini, sebab sering sekali keberbakatannya tertutupi oleh kesulitan belajarnya," ujar Conny.

Conny menambahkan, minimnya sumber pengetahuan orang tua atau pendidik akan hal ini menjadikan mereka sangat kurang pengalaman untuk mengenali adanya perbedaan antara keberbakatan dan ketidakmampuannya.

Sumber: www.kompas.co.id
Penandatanganan MoU antara Pustekkom dengan British Council

Penandatanganan MoU antara Pustekkom dengan British Council

Penandatanganan MoU antara Pustekkom dengan British Council

Pada hari Selasa, 1 Desember 2009, pukul 09.00 WIB telah diadakan penandatangan nota kesepakatan antara British Council dan Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pendidikan (Pustekkom), Departemen Pendidikan Nasional.
Berlokasi di Gedung Pustekkom, Jalan R.E. Martadinata, Ciputat Km 15.5, Jakarta 15411, penandatangan ini dihadiri oleh Direktur Pustekkom Ir. Lilik Gani, H.A, MSc PhD. Sementara Keith Davies, Country Director mewakili British Council Indonesia. Selain itu, telah datang pula perwakilan dari VTSN (Virtual Teacher Support Network) dan P4TK.
Nota kesepakatan ini mengatur program bersama membangun situs How to Teach English (http://h2te.depdiknas.go.id/) dalam Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas) yang memberikan akses materi ajar kepada guru Bahasa Inggris di Indonesia. Situs baru ini dapat diakses oleh semua guru di Indonesia, karena melalui Jardiknas sudah tersambung 17.500 sekolah melalui jaringan intranet.
Situs ini diperuntukkan bagi guru-guru agar bisa mendapatkan lesson plan yang telah dipetakan sesuai dengan kurikulum SD, SMP, SMA dan SMK di Indonesia. Relevansi dengan konteks lokal ini sangat penting mengingat tak semua pengalaman keberhasilan negara lain sesuai untuk Indonesia.
Saat ini sudah tersedia 45 lesson plan, dan akan terus bertambah. Materi dari situs ini dalam waktu dekat akan dipakai oleh 10 universitas untuk menyiapkan Praktek Pengajaran Lapangan (PPL) calon guru bahasa Inggris.
Di situs yang sama, pengunjung juga bisa mendapatkan klip-klip video guru dari negara Asia Tenggara yang melakukan kegiatan kelas seperti Classroom Management, Teacher-Student Interaction, Speaking Activities dan Interactive Games; berita, update terbaru pengajaran, pelatihan, dan konferensi bahasa Inggris yang dapat diikuti para guru; kumpulan artikel yang berisi metodologi pengajaran bahasa Inggris; serta pranala terkait seputar tips mengajar.
Kecakapan berbahasa Inggris adalah kebutuhan tak terelakkan saat ini. Ia membuka banyak pintu, mulai ilmu pengetahuan, hubungan budaya, sampai peluang bisnis. Pengajaran berkualitas yang diterima di bangku sekolah merupakan salah satu faktor pendukung terpenting untuk tumbuh kembangnya kecakapan ini.
Keseluruhan program ini merupakan bagian dari komitmen Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pendidikan (Pustekkom), Departemen Pendidikan Nasional dan British Council dalam mendukung perkembangan pendidikan di Indonesia. Situs ini berusaha menjawab kebutuhan guru bahasa Inggris akan materi ajar berkualitas, relevan, up to date, dan bisa diakses dengan mudah melalui internet.
Dua Prioritas Utama Kemendiknas di 2010

Dua Prioritas Utama Kemendiknas di 2010

Dua Prioritas Utama Kemendiknas di 2010 Cetak

Kementerian Pendidikan Nasional merancang dua prioritas utama yang menjadi agenda kerja pada tahun 2010 ini yaitu upaya membereskan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan peningkatan relevansi kualitas pendidikan dengan dunia kerja.

Hal ini dikatakan oleh Menteri Pendidikan Nasional, Mohammad Nuh dalam jumpa pers di Jakarta beberapa waktu lalu
Dikatakan lebih lanjut oleh mendiknas, terkait prioritas kedua, peningkatan relevansi terhadap dunia kerja, dunia pendidikan berusaha menggabungkan antara capaian idealis dan pragmatis. Di sinilah pentingnya relevansi, dan hal ini juga merupakan salah satu dari delapan program seratus hari depdiknas.
Jadwal UN SMP 2010

Jadwal UN SMP 2010

Jadwal Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2009/2010

SMP, MTs, dan SMPLB
No Hari dan Tanggal Waktu Mata Pelajaran
1 UN Utama : Senin, 29 Maret 2010 08.00-10.00 Bahasa Indonesia
UN Susulan: Senin 5 April 2010

2 UN Utama : Selasa, 30 Maret 2010 08.00-10.00 Bahasa Inggris
UN Susulan: Selasa, 6 April 2010

3 UN Utama : Rabu, 31 Maret 2010 08.00-10.00 Matematika
UN Susulan: Rabu, 7 April 2010

4 UN Utama : Kamis, 1 April 2010 08.00-10.00 Ilmu Pengetahuan Alam
UN Susulan: Kamis, 8 April 2010
Waspadai DBD di musim hujan

Waspadai DBD di musim hujan

Waspadai DBD di Musim Hujan


Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, mengimbau kepada masyarakat untuk ekstra waspada terhadap genangan air yang dapat menjadi sarang berkembangbiaknya jentik nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah. Sebab saat ini, ada kecenderungan pengembangbiakan nyamuk tersebut tidak lagi terjadi pada genangan air bersih, tapi juga bisa muncul pada genangan air di tempat yang kotor.

“Ada kecenderungan nyamuk penebar DBD tidak hanya berkembangbiak di genangan air bersih, tetapi juga di genangan air kotor,” ujar Fauzi Bowo saat melakukan kunjungan kerja di RW 09, Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (5/2).

Bang Fauzi, sapaan akrab Fauzi Bowo, mengemukakan, selain membersihkan setiap genangan, kewaspadaan terhadap DBD dapat dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di tempat tinggal masing-masing.

Saat melakukan kunjungannya tersebut, Fauzi mengaku bangga dengan warga RW 09, Ciracas, Jakarta Timur yang dapat menunjukkan angka prevelansi DBD nol pada periode Januari 2010. “Saya yakin, para jumantik di sini tidak hanya mejeng saat gubernur datang, tapi semuanya bekerja. Saya harap hal ini dapat dipertahankan sehingga wilayah ini bisa menjadi contoh bagi wilayah lainnya,” kata Fauzi Bowo.

Data dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur menyebutkan, jumlah kasus DBD di Jakarta Timur sepanjang Januari hingga 4 Februari 2010 mencapai 633 kasus. Rinciannya, Kecamatan Matraman 44 kasus, Pulogadung 73 kasus, Jatinegara 46 kasus, Durensawit 106 kasus, Kramatjati 61 kasus, Makasar 38 kasus, Pasarrebo 67 kasus, Cipayung 44 kasus, Ciracas 67 kasus, serta Cakung 87 kasus.

Kepala Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan, Sudin Kesehatan Jakarta Timur, Domdom Karolina Nadeak, mengatakan, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada warga untuk mewaspadai setiap genangan air di lingkungan warga. “Jika genangan air didiamkan lebih dari satu pekan, maka jentik yang ada sudah berubah menjadi nyamuk. Yang harus lebih diwaspadai, nyamuk lebih suka mencium bau manusia,” tandasnya.
GOR Eks Lokalisasi

GOR Eks Lokalisasi

Warga Minta GOR di Eks Lokalisasi Boker Diresmikan


Kehadiran Gelanggang Olah Raga (GOR) atau sport center di Jl Raya Bogor tepatnya di lahan bekas Lokalisasi Boker, sejak lama menjadi impian warga Kelurahan Ciracas, Jakarta Timur. Sebab, dengan kehadiran sarana olahraga yang representatif, akan mengubah citra negatif yang melekat pada daerah itu sebagai bekas lokalisasi pelacuran akan hilang dengan sendirinya. Karena itu, warga berharap Pemprov DKI untuk segera meresmikan GOR tersebut, sehingga keberadaannya bisa difungsikan untuk mendukung kegiatan positif warga.

“Kami sangat senang sekali dengan dibangunnya gedung olahraga ini, karena secara otomatis akan mengurangi citra buruk kampung kami. Karena itu, saya berharap gedung itu segera diresmikan agar dapat menghilangkan sebutan Boker sebagai tempat lokalisasi,” ujar Rafdinal (43) warga RT 02/01 Kelurahan Ciracas, Jakarta Timur, Minggu, (7/2).

Menurutnya, dengan diresmikannya bekas lokalisasi Boker yang dulunya terkenal sebagai tempat transaksi seksual menjadi arena olahraga, akan menjadi sarana yang efektif untuk menyalurkan minat dan hobi warga untuk berolahraga. Terlebih, saat ini juga telah dibangun sarana ibadah yang lokasinya tepat disamping gedung sport center tersebut, sehingga lebih memudahkan warga dalam mengisi kegiatan jasmani sekaligus rohani.

Namun, meski keberadaan lokalisasi itu telah digusur, bukan berarti praktik prostitusi di daerah itu telah hilang total. Karena itu, warga juga berharap agar Pekerja Seks Komersil (PSK) yang masih berkeliaran di bekas Lokalisasi Boker agar ditertibkan hingga hilang seluruhnya.

“Sekarang pun masih ada Pekerja Seks Komersil (PSK) yang kerap mejeng di depan kamar-kamar yang disewakan sambil menggoda pria yang lewat,” katanya.

Keluhan serupa juga dikatakan Sururi (51), warga RW 05 Ciracas, yang merasa risih dengan masih berkeliarannya para PSK tersebut. Dirinya berharap gedung sport center yang saat ini sudah dibangun diresmikan sehingga bisa digunakan warga untuk melakukan berbagai kegiatan positif.

“Selama masa pembangunan gedung itu memang masih banyak PSK yang memanfaatkan lahan tersebut, mereka biasanya menunggu pelanggan di salah satu warung remang-remang yang ada. Tapi sekarang gedung itu sudah hampir selesai, jadi kalau sudah diresmikan kita yakin mereka akan tersingkir,” tuturnya.

Dari pantauan beritajakarta.com, gedung olahraga yang saat ini berdiri hampir selesai pembangunannya. Namun, sayangnya untuk track lintasan atletik yang mengitari lapangan sepakbola belum dirampungkan. Bahkan, sebagian lahannya pun masih merupakan bangunan milik warga dan juga perumahan milik Dinas Pemadam Kebakaran dan Penggulangan Bencana DKI Jakarta.

Terkait hal itu, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan, gedung olahraga di kawasan Boker saat ini masih belum bisa diresmikan karena masih ada lahan lintasan atletik yang belum selesai atau tersambung. Menurutnya, dibangunnya gedung tersebut merupakan tekad dan niat Pemprov DKI Jakarta untuk merubah citra buruk ibu kota Jakarta dari hal-hal yang berbau negatif.

“Untuk mencapai tekad itu kami akan upayakan gedung sport center akan selesai tahun 2010 ini,”
Informasi TKD

Informasi TKD

Tunjangan Kinerja Daerah untuk PNS DKI

Pemanfaatan anggaran secara optimal dan tepat sasaran tiada hentinya diterapkan Pemprov DKI Jakarta. Juga berulangkali Gubernur dan Wakil Gubernur DKI menekankan anggaran yang ada di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kegiatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Karenanya, untuk meningkatkan kinerja aparatur Pemprov DKI dan meminimalisasikan penyelewengan anggaran, Pemprov DKI berencana akan memberikan tunjangan berbasis penilaian kinerja.

Menurut Budi Astuti, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi DKI Jakarta, Pemprov DKI merencanakan akan memberikan Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) kepada seluruh PNS DKI yang disesuaikan dengan kinerja mereka masing-masing. TKD ini merupakan pengembangan tunjangan-tunjangan daerah yang sudah ada seperti tunjangan kesejahteraan rakyat (kesra), tunjangan peningkatan pendapatan (TPP) dan tunjangan-tunjangan lainnya. “Pemberian TKD ini mencontoh seperti Pemprov Gorontalo,” kata Budi Astuti kepada beritajakarta.com usai Rapat dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta tentang Remunisasi di Balaikota DKI, Jumat (19/9).

Menurutnya, TKD merupakan penyempurnaan dari tunjangan yang telah ada dan akan menjadi satu tunjangan yang spesifik untuk menilai kinerja SKPD dalam menjalankan program serta penyerapan anggarannya. Dengan adanya TKD ini, lanjutnya, diharapkan efisiensi dan efektifitas dalam kinerja SKPD serta penggunaan anggaran untuk kegiatan yang kurang jelas manfaatnya bagi masyarakat bisa ditekan atau dikurangi.

Selain pemberlakukan TKD memperkecil tindak penyelewengan anggaran, paparnya, ada dua keuntungan lainnya yaitu penerapan anggaran berbasis kinerja dan menghilangkan honor proyek. Mengapa demikian, dalam penyelenggaraan pemerintah, peran birokrasi dan birokratnya memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat signifikan. Sehingga perubahan peranan birokrasi di tengah masyarakat dirasakan sangat penting.

Sebab hal inilah yang terus digaungkan oleh duet pemimpin Provinsi DKI Jakarta, Fauzi Bowo dan Prijanto. Pemprov DKI berupaya memperhatikan SDM agar kedepan nanti bisa menjalankan perannya sebagai pelayan masyarakat tanpa harus melakukan kesalahan dan tindak KKN. “Selama ini TKD kan tidak ada. Sekarang yang ada tunjangan kesra, TPP dan tunjangan lainnya. Mungkin kita akan lebih sistematis tunjangan tersebut,” ujar Astuti, sapaan akrab Budi Astuti.

Ketika ditanya besaran TKD bagi satu orang PNS, Astuti tidak bisa menyebutkan jumlahnya. Pasalnya TKD yang diterima satu PNS dengan PNS yang lain jumlahnya pasti tidak sama sebab TKD diberikan berdasarkan penilaian kinerja . “Pokoknya menyempurnakan yang ada saja. Bukan berarti kita mau nambah dana. Tetapi yang ada kita sempurnakan,” tambah dia.

Untuk waktu penerapan TKD tersebut, Astuti belum berani menyebutkannya. Karena pemberian TKD ini masih berupa usulan dan masih dikaji yang bisa memakan waktu 2-3 tahun ke depan. “Pokoknya kalaupun nanti ada tunjangan itu, maka kinerja kita menjadi lebih efisien, karena lebih mengacu betul-betul pada penilaian kinerja,” cetus dia.

Sementara itu, Pemprov Gorontalo sejak 2007 telah menerapkan TKD bagi seluruh pimpinan SKPD dan jajarannya. Pemberian TKD di Pemprov Gorontalo merupakan kebijakan gubernur dalam rangka meningkatkan kesejahteraan aparatur sebagai motor pembangunan. Itu terkait untuk meningkatkan kinerjanya dan disiplin pegawainya sehingga dapat memunculkan inovasi-inovasi baru bagi kemajuan pembangunan daerah dan peningkatanan kesejeahteraan masyaakat.

Terhadap rencana pemberian TKD kepada aparatur Pemprov DKI, Ahmad Husin Alaydrus, anggota Komisi E DPRD DKI menyambut baik rencana tersebut. Dengan demikian cita-cita Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk mempertahankan kualitas kejujuran dan menjunjung tinggi harkat martabat Pemprov DKI dapat terwujud.

“Dengan begitu, tidak ada lagi KKN dan tindakan-tindakan lain yang dapat mendatangkan masalah hukum. Aparat Pemda DKI bisa bekerja lebih baik, efisien, dan efektif untuk kemashlahatan warga Jakarta,” kata Habib, sapaan akrab anggota Partai Demokrat ini kepada beritajakarta.com, Sabtu (20/9).
Back To Top